0 4 min 1 yr

Jakarta,Rp1news- Masjidil Haram mulai padat kedatangan jemaah haji dari berbagai negara. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menempati petugas haji di sembilan pos di sekitar masjid,

Aanggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda dalam keterangan resmi Kementerian Agama  diJakarta, Sabtu (25/05/2024), mengatakan keberadaan pos-pos yang tersebar ini diharapkan dapat membantu jemaah haji.

“Ini merupakan bentuk ikhtiar PPIH menghadirkan rasa aman dan khusyuk jemaah dalam menjalankan ibadahnya,” kata Widi panggilan akrabnya.

PPIH telah telah menempatkan petugas haji di sembilan pos di sekitar Masjidil Haram, yaitu:
A. Pos 1 di Terminal Syib Amir
B. Pos 2 di Pintu Marwa
C. Pos 3 di Area Sa’i
D. Pos 4 di Area Tawaf
E. Pos 5 di Pintu Babussalam
F. Pos 6 Samping Kanan Tower Zam-Zam (Depan Toilet 3)
G. Pos 7 Samping Kiri Tower Zam-Zam
H. Pos 8 di Sebelah Kiri Hotel Darut Tauhid, dan
I. Pos 9 di Area Perluasan Masjidil Haram

TETAP JAGA KESEHATAN 

Widi mengimbau agar pelaksanaan umrah wajib bagi jemaah yang telah tiba di Makkah dilakukan setelah cukup beristirahat. Dan waktunya dikoordinasikan ketua kloter.

“Imbauan serupa disampaikan PPIH agar umrah wajib bagi jemaah lansia, risiko tinggi, jemaah sakit dan jemaah menggunakan kursi roda dilaksanakan setelah selesainya jemaah yang lain kecuali jemaah yang memiliki pendamping,” kata Widi.

“PPIH meminta Kelompok Bimbingan Haji dan Umrah (KBIHU) yang menyertai jemaah agar bekerja sama dengan PPIH kloter,” sambung dia.

Widi menyampaikan, untuk menjaga kesehatan, jemaah dapat melaksanakan salat dan aktivitas ibadah sunnah lainnya di hotel dan masjid sekitar hotel. Menurutnya, salat di masjid sekitar hotel memiliki nilai pahala yang sama dengan salat atau beribadah di Masjidil Haram.

“Jumhur ulama mengatakan, keistimewaan Tanah Haram mencakup seluruh wilayah Tanah Haram,” ucapnya.

Karenanya, ia melanjutkan, pelipatgandaan pahala salat atau ibadah di tanah haram Makkah tidak dikhususkan di Masjidil Haram saja, tetapi mencakup semua Tanah Haram.

“Jemaah tidak perlu khawatir, bila salat di hotel atau masjid sekitar hotel tidak memperoleh pahala sebagaimana bila salat di Masjidil Haram,” terangnya.

Selain itu, pesan Widi, jemaah agar membatasi ibadah umrah dan sunnah berulang dan berziarah ke lokasi yang letaknya jauh dari hotel. Aktivitas ibadah sunnah yang berlebihan berpotensi jemaah akan kelelahan. “Persiapkan stamina tubuh sebaik mungkin untuk puncak haji nanti,” pesannya.

Ia mengingatkan, agar jemaah ketika ke Masjidil Haram atau berpergian ke luar hotel melengkapi diri dengan alat pelindung diri berupa payung atau topi lebar untuk menghindari sengatan terik matahari.

“Selalu membawa dokumen penting berupa paspor dan dokumen penting lainnya, serta membawa kantong sandal dan dibawa saat ibadah di masjid,” ujar Widi.

“Jangan meletakkan sandal di sembarang tempat di masjid, karena berpotensi hilang dan lupa. Berjalan tanpa alas kaki atau sandal berisiko kaki melepuh terutama di lantai luar masjid dan terminal bus,” tandasnya.

“Selalu mengenakan identitas pengenal berupa gelang dan smart card, tetap berkelompok dan jangan memisahkan diri untuk menghindari tersesat di masjid atau terminal bus. Jangan sungkan meminta bantuan petugas yang ada di area Masjidil Haram dan terminal,” ucapnya. (@)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *