
Jakarta, Rp1news – Ketua MPR Bambang Soesatyo menyoroti banyaknya anak dengan rata-rata usia 12 tahun keatas, telah menjadi pasien cuci darah/Hemodialisa di RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo).
Bamsoet panggilan akrabnya meminta pihak dokter dapat mengungkap penyebab terjadinya fenomena cuci darah pada anak-anak Indonesia tersebut.
“Sehingga orang tua dapat memahami penyebabnya dan berusaha untuk menghindari faktor-faktor penyebab anak harus melakukan cuci darah/Hemodialisa, serta sekaligus menjawab kekhawatiran masyarakat utamanya orang tua terkait isu atau fenomena cuci darah anak tersebut, yang disebabkan oleh pemberian obat sirup mengandung etilen glikol beberapa waktu lalu, ” kata Bamsoet di Jakarta, Jumat (26/7/2024).
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini juga meminta Ikatan Dokter Anak Indonesia (DAI) bersama Dokter spesialis anak, untuk lebih memasifkan edukasi tentang bahaya konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan utamanya bagi kelompok usia anak. Karena minuman berpemanis memiliki efek adiksi.
Ia juga mendorong pemerintah untuk meminta produsen minuman berpemanis untuk mencantumkan dalam kemasan minuman tersebut terkait bahaya gagal ginjal, apabila mengkonsumsi terlalu banyak minuman berkemasan.
“Mengingat sejumlah negara di dunia telah berhasil menurunkan konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan di negaranya melalui kebijakan cukai, ” utara Bamsoet.
“Pemerintah untuk menindaklanjuti adanya peringatan dalam kemasan minuman berpemanis dengan merumuskan regulasi bersama DPR dalam bentuk UU atau dalam bentuk Peraturan Pemerintah, sebagai dasar bagi produsen minuman tersebut untuk mencantumkan kadar pemanis dalam memproduksi minumannya, dan juga sebagai bentuk pertanggung jawaban terhadap tumbuh kembangnya generasi muda yang akan datang. Dengan begitu diharapkan masyarakat bisa memilih dengan baik dan bijak apa yang akan dikonsumsi, ” pungkasnya.
Bamsoet mengimbau masyarakat utamanya orang tua atau keluarga agar mampu memberikan contoh yang baik tentang apa asupan yang baik bagi kesehatan anak-anak, yakni dengan membiasakan anak-anaknya untuk makan real food, buah-buahan, makanan yang dibuat sendiri di rumah, dan menghindari makan atau minuman yang ada dalam kemasan.
“Mengingat dampak buruk minuman berpemanis dalam kemasan bagi kesehatan anak-anak sangatlah nyata. Apalagi, gula dapat menimbulkan adiksi, sementara anak-anak belum memiliki kemampuan pengendalian diri yang baik atas apa yang ia konsumsi, ” Bamsoet menambahkan. (@)