
KENALAN aku bersama Ahmad Muzani yang kini menjabat Ketua MPR, saat melaksanakan kegiatan jurnalistik di Kantor Fadli Zon di Daerah Menteng, Jakarta Pusat.
Kantor yang didirikan Fadli Zon bernama lembaga kajian publik dengan nama Institute for Policy Studies (IPS). Ahmad Muzani juga merupakan anggota peneliti di lembaga tersebut.
Kedatangan aku ke kantor tersebut seperti biasa untuk melaksanakan kegiatan jurnalistik dengar menemui dua nara sumber Fadli Zon dan Ahmad Muzani.
Biasanya isu yang ditanyakan kepada dua nara sumber itu menyangkut serangan politik terhadap terhadap Prabowo Subianto yang kini menjadi presiden terpilih, hasil Pemiku Presiden 2024 dan dalam waktu akan dilantik.
Dari situ aku mengenal Ahmad Muzani, sosok yang sederhana dan nara sumber berita yang dalam bahasa jurnalistik enak dikutip. Belakangan aku baru mengetahui, bahwa Ahmad Muzani adalah mantan wartawan.
Ahmad Muzani memang dikenal sebagai loyalis Prabowo Subianto, sehingga beragam serangan politik yang datang, Ahmad Muzani dan Fadli Zon senantiasa pasang badan dengan melakukan konter dan Prabowo Subianto saat itu, tidak di Indonesia tapi berada di Yordania.
Ada yang membuat aku senang karena dapat koreksi Fadli Zon, terkait berita yang aku tulis. “Nama saya tidak memakai huruf h,” kata Fadli Zon saat aku datang kembali ke kantornya..
ia mengkoreksi salah tulis namanya dalam berita tersebut, seharusnya tertulis nama Fadli Zon tapi aku menulisnya Fadli Zhon. Aku pun hanya tersenyum mendapatkan koreksi langsung tersebut.
Kemudian, kenalan aku dengan Ahmad Muzani berlanjut. Terkadang aku boncengin Ahmad Muzani dengan sepeda motor. Ia menumpang motor aku ketika akan pulang dari kantornya dengan tujuan ke halte bus.
Ternyata Ahmad Muzani tinggal di Kota Tangerang di dekat Pasar Anyar, dan aku tinggal di Kampung Gerubug, Kabupaten Tangerang. Aku berkali- kali datang ke rumahnya, dan untuk menuju ke rumahnya aku harus melintasi gang.
Singkat cerita, aku memiliki printer jenis Fx yang suaranya melingking, krek, krek kalau sedang ngeprint. Suatu ketika printer ini rusak, aku bingung.
Suatu hari Ahmad Muzani menumpang sepeda motor aku, dalam perjalanan bercerita, salah satunya aku cerita tentang printer aku yang rusak.
Akhirnya Ahmad Muzani menawarkan untuk memperbaikinya. “Bawa aja printer itu ke rumah nanti saya antar ke tukang servis,” kata Ahmad Muzani.
Sampailah suatu ketika aku datang ke rumah Ahmad Muzani, lalu aku berdua naik motor bersamanya ke toko servis printer yang ada di Pasar Anyar, Kota Tangerang. Sampai selesai sudah printer aku diperbaiki selama satu minggu.
Ahmad Muzani adalah sahabat yang baik, orangnya tidak sombong meskipun sudah menjadi anggota DPR, kemudian menjadi wakil ketua MPR dan sekarang alhamdulillah menjadi Ketua MPR.
Pernah suatu ketika aku liputan di DPR, aku terkejut ketika sedang duduk ala emperan di Gedung DPR, ada yang memanggil nama aku, “Agus, Agus” ketika menoleh aku melihat Ahmad Muzani, setelah itu mengobrol sebentar langsung berpisah.
Aku memang tidak pernah bertemu Ahmad Muzani, dan di lain waktu aku bertemu ketika Ahmad Muzani datang ke Istana Kepresidenan Jakarta untuk menghadiri pelantikan pejabat negara.
Aku sempat mengobrol dan melakukan selfie, karena meskipun telah lama mengenalnya, aku belum memiliki koleksi foto bersamanya.
Kini Ahmad Muzani tinggal di Islamic Village, Kabupaten Tangerang. Rumahnya tidak jauh dari rumah aku di Perumahan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang.
Aku sering melewati rumah Ahmad Muzani. Suatu ketika berpapasan dengan Ahmad Muzani yang ke luar rumah akan berangkat tugas. Aku meminggirkan sepeda motor dan membuka helm, ternyata Ahmad Muzani membuka pintu kaca mobilnya, kemudian ajudannya melambaikan tangan ke aku.
Kabarnya, Ahmad Muzani terkadang mengantar istrinya di Pasar Tradisional Kelapa Dua yang terletak di belakang rumah aku.
Ahmad Muzani tercatat juga sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra. Dikutip dari situs Gerindra, Ahmad Muzani lahir di Tegal pada 15 Juli 1968.
Muzani merupakan seorang pengusaha, politikus Partai Gerindra, dan anggota DPR.
Sejak remaja, Muzani disebut sudah menekuni berbagai organisasi di Tegal.
Dia tercatat pernah memimpin Pelajar Islam Indonesia (PII), lalu melanjutkan pendidikan jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Ibnu Chaldun, Jakarta. (agus johara)